When The Devil Comes (2)

Posted: December 15, 2011 in CerBung, Kakak - Adik

Fitri sadar kalau dia adalah wanita yang cantik. Semua kenalannya berkomentar kalau wajah dan bentuk tubuhnya seperti Luna Maya, artis terkenal itu. Bahkan tak sedikit yang menyangka mereka masih ada hubungan saudara. Fitri bisa melihat kekaguman dan nafsu yang terpancar dari mata Juki dan Chelsea saat mereka melihat tubuh telanjangnya. Wajah cantik dengan hidung mancung dan bibir yang merekah indah, bermahkotakan rambut hitam panjang.Tubuh tinggi semampai dengan lekuk yang menggairahkan, buah dada yang walaupun tak terlalu besar tapi proporsional dengan tinggi tubuhnya, bulat menantang dengan putting yang mencuat, pantat membulat penuh, perut rata tanpa lemak, serta kaki jenjang. Semua lekuk indah tubuhnya itu terbalut kulit putih mulus bak pualam. Vaginanya yang bulunya dicukur habis, dengan belahan memek yang masih rapat dan tak bergelambir. Semua pemandangan itu membuat dua bajingan itu terpana.

“He.. he.. he… kali ini kita tak salah pilih. Kamu benar-benar cantik, Fit. Iya nggak Chel?”, kata Juki. “Bener Juk. Gue jadi inget Luna Maya kalau lihat nih cewek. Tapi gue kayaknya pengen kakaknya. Siapa namanya?? Oh iya Sarah. Gue lihat toketnya gede banget. Apalagi dia masih punya bayi, pasti tetek yang montok itu penuh ASI. Hmmm… baik tuh buat kesehatan ha.. ha.. ha…”, jawab Chelsea.

“JANGAN. Tolong jangan ganggu yang lain. Kalian bisa lakukan apa yang kalian mau sama aku saja. Tolong jangan ganggu kak Sarah atau yang lain…AAUUHHK……”, pinta Fitri.

PLAAAKKK tiba tiba Juki menampar Fitri.

“Kamu sudah janji akan menurut semua perkataan kami. Lagian si Chelsea paling cuman pingin ngentot kakak loe doang. Atau loe pingin Sarah kami bunuh?”, kata Juki marah.

Fitri tak bisa menjawab. Akhirnya dia mengambil keputusan, lebih baik membiarkan bajingan-bajingan itu memuaskan nafsu mereka, asalkan nyawa keluarganya bisa selamat.

“Nah.. gitu dong. Sekarang dengarkan baik-baik perintahku. Kamu harus berlagak bagaikan seorang wanita lacur yang suka sekali dengan seks dan melakukan apa saja untuk mendapatkan kenikmatan birahi. Kamu akan menuruti semua perintah kami dengan senang hati. Kalau aku melihat kamu ragu-ragu dan sedikit saja terlihat bahwa kamu terpaksa bertingkah seperti itu, maka aku akan membunuh semua keluargamu. Jika aku entot kamu di depan keluargamu, kamu akan menikmatinya. Ingat tingkahmu harus benar-benar seperti wanita lacur. Jika aku meminta kamu ngentot dengan siapa saja, maka kamu akan melakukannya dengan antusias dan terlihat benar-benar menginginkannya. Bila sampai kamu terlihat seperti terpaksa maka aku akan membunuh kalian semua. Bagaimana kamu sanggup?”, kata Juki.

Perintah Juki ini sangat mengagetkan Fitri. Dia harus berhubungan badan dengan bajingan-bajingan ini di depan keluarganya? Di depan suaminya? Apalagi dia harus berlagak seperti pelacur yang menikmatinya.

“Nnngg… I… ini… bagaimana mungkin a.. aku..???”, kata Fitri shock. “Jangan membantah perintah. Kalau kamu ragu-ragu seperti ini sekali lagi maka aku akan bunuh kalian semua.”, kata Juki. Fitri pun hanya bisa mengangguk. Dia harus melakukannya demi keselamatan keluarganya. “Sebentar lagi kita akan bergabung bersama dengan keluargamu yang lain. Sesampai disana, tidak akan ada peringatan lagi. Kalau kamu terlihat ragu-ragu dan tidak dengan suka rela melaksanakan perintah kami maka aku akan langsung membunuh kalian semua.

Jadi lebih baik kamu siapkan dirimu.”, kata Juki lagi. Fitri segera berusaha menenangkan perasaannya. Wanita itu mengambil nafas dalam-dalam, lalu mencoba fokus. Fitri bertekad bahwa dia harus bisa menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya. Untung saja Fitri memang sedikit banyak memiliki bakat akting yang pernah diasahnya di klub theater. Wanita cantik itu hanya perlu waktu sekitar lima menitan untuk kosentrasi dengan memejamkan matanya, dan ketika dia membuka matanya, ekspresinya pun berubah. Sorot matanya mengerling nakal, senyuman manis menggoda tersungging di bibir merahnya, dan Fitri pun menghampiri Juki dengan gerak lenggak-lenggok tubuh yang menantang.
Perubahan dratis pada tingkah laku Fitri membuat Juki dan Chelsea pun terkagum.
“Wua..ha..ha… bagus sekali. Perfect. Seperti inilah yang aku mau. Ternyata bukan hanya wajah kamu saja yang mirip Luna Maya, kamu pun punya bakat akting yang luar biasa. Atau jangan-jangan ini memang jati diri kamu yang sebenarnya, seorang wanita binal ha.. ha… ha….”, kata Juki puas. Hati Fitri sakit mendengar ocehan Juki, tapi dia harus menabahkan hatinya demi keselamatan keluarganya. Bahkan ketika pemimpin bajingan itu memeluknya lalu mencium bibirnya, Fitri berusaha membalasnya dengan panas. Wanita itu membayangkan kalau orang yang sedang diciumnya adalah Farrel suaminya. Juki tak membuang-buang kesempatan, tubuh indah Fitri yang memang sudah menjadi incarannya segera dieksploitasi dengan tangannya. Sambil berpelukan Juki meremas payudara Fitri yang bulat menantang. Pantat sexy Fitri pun menjadi sasaran tangan Juki yang satunya lagi. Farrel selalu memperlakukannya dengan lembut, sedangkan Juki menyerangnya dengan penuh nafsu dan sedikit kasar. Tapi Fitri malah merasakan sensasi lain dari perlakuan kasar Juki.
“Tidak aahh… aku melakukan ini karena terpaksa. Aku hanya berakting, tak boleh menikmatinya.”, pikir Fitri dalam hati. Juki terus mencumbu Fitri sambil berdiri, lalu perlahan sambil tetap berpelukan dan bercumbu, Juki menyeret tubuh Fitri menuju ruang makan tempat keluarganya disekap. Fitri yang berkosentrasi untuk menahan rangsangan yang diberikan Juki, tapi sambil berakting menikmatinya, tak sadar bahwa dirinya kini sudah dibawa dihadapan keluarganya. “Ha…ha… ha… loe emang bener-bener lihai menaklukan wanita, Juk.”, kata seseorang. Fitri tersentak ketika mendengar nada suara itu. “Itu suara si Gendut, berarti aku ada di aahhh….”, pikir Fitri dalam hati. Fitri membuka matanya, dia melepaskan ciumannya dari Juki, sambil tetap tersenyum agar Juki tak curiga. Sekilas dia melihat kesekeliling ruangan. Terlihat wajah-wajah yang dikenalnya menatapnya dengan pandangan kaget tak percaya. Wanita cantik itu melihat ke arah Farrel, suaminya. Hatinya perih ketika melihat pancaran kemarahan dari laki-laki yang dicintainya itu. “Aahh… maafkan aku, sayang. Aku harus melakukan ini demi keselamatan kita semua.”, jerit Fitri dalam hati. Juki memeluk tubuh Fitri dari belakang, tangannya meremas payudara wanita cantik itu, sedangkan tangan satunya bermain nakal di sela-sela belahan vaginanya. Chelsea dan Barong melihat aksi temannya sambil tertawa, sedangkan Fitri bisa melihat tatapan heran bercampur marah dari seluruh keluarganya. “Ingat. Kau harus menikmatinya seperti seorang wanita lacur.”, bisik Juki lirih di samping telinganya. Fitri pun berusaha berakting bak wanita lacur yang menikmati semua ini. Gerak liar jemari Juki membuat Fitri menjadi mudah untuk berlagak menikmatinya. “Wah..wah..memek si cantik ini ternyata sudah basah. Fit, coba jawab. Apa kamu senang kalo memekmu digosok-gosok begini? Gimana kalau memek kamu dijilat, trus itil kamu dijilatin sambil diisep-isep? Kamu suka?”, kata Juki. “Mmm… iya aaahh… aku suka banget.”, kata Fitri manja. “Ya, Tuhan. Tabahkan hatiku. Aah… Aku harus kosentrasi, tak boleh ragu. Bajingan ini bisa membunuh kami semua kalau aku ragu-ragu.”
“Sekarang kamu boleh memilih siapa yang beruntung buat menjilati memek kamu? Ayo.”, kata Juki. Fitri pun melepaskan diri dari pelukan Juki, dan dengan lenggang yang menantang wanita itu berjalan perlahan ke arah suaminya, Farrel. Tapi tiba-tiba Juki menarik tangannya. “Eits, tunggu dulu. Gue rasa suami loe sudah sering ngerasain memek loe itu, jadi gue minta loe pilih orang lain. Gue dan temen-temen gue juga jangan loe pilih, karena sekarang kita cuma pingin lihat doang ha… ha… ha…”, kata Juki. Fitri sangat kaget mendengar perkataan Juki, dia harus menyuruh salah satu keluarganya untuk menjilati memeknya. Wanita cantik itu bingung sekali, dia tak ingin melakukan seks dengan salah satu keluarganya, walaupun cuma oral. “Aah… bagaimana ini? Aku harus melakukannya atau nyawa kami semua terancam. Tapi siapa yang harus aku pilih?”, pikir Fitri. “Ayo, cepet. Kamu pilih siapa, manis ha.. ha.. ha…”, kata Juki lagi. “Hhmm… siapa yah?”, kata Fitri sambil berlagak bagai wanita genit. “Kamu jangan macam-macam. Aku bisa bunuh kalian semua kalau aku hilang sabar.”, bisik Juki lirih disamping telinga Fitri. “Ayo, cepet. Kamu harus pilih sekarang!”, kata Juki.

“Cindy.”, jawab Fitri cepat. Fitri sendiri kaget ketika dia selesai mengucapkan nama Cindy. Dia sama sekali bukan lesbi, begitu juga dengan Cindy. Dia hanya tak pernah terpikir untuk melakukan hubungan seks dengan keluarganya yang sedarah. Saat ini yang bukan keluarganya sedarah hanya Cindy dan Joko, tapi Fitri sendiri tak tahu apa alasannya menyebutkan nama Cindy daripada Joko.

“Ha…ha…ha… ternyata kamu doyan sama cewek juga, Fit. Farrel… farrel, gue iri sama loe bisa punya istri yang begitu binal. She’s a wild girl, man ha… ha… ha….”, kata Juki. Farrel melotot ke arah Bajingan-bajingan itu dan Fitri. Dia tak rela adik kandungnya menjadi korban permainan bejat bajingan-bajingan ini dan istrinya yang kini sangat dibencinya. Fitri bisa merasakan kemarahan yang dipancarkan suaminya.

“Maafkan aku mas. Ini jalan satu-satunya agar kita semua bisa selamat aahh….”. Barong dan Chelsea segera melepaskan ikatan tali pada tangan dan kaki Cindy, mereka juga melepaskan saputangan yang menyumbat mulut gadis remaja itu. Tapi mereka memegangi gadis itu hingga Cindy tak mampu melepaskan diri. Barong dan Chelsea segera menyeret Cindy ke tengah ruangan, lalu memaksanya duduk di lantai.
Fitri mengerti apa yang diinginkan bajingan-bajingan itu dengan memaksa Cindy duduk di lantai. Perlahan dengan langkah yang sexy menggoda Fitri menghampiri Cindy. Setelah tiba di hadapan adik iparnya itu, Fitri sedikit melebarkan posisi kakinya hingga Cindy bisa melihat jelas liang vagina Fitri yang indah dengan jelas.

“Kak… kak Fitri… tolong Cindy kak.”, rengek Cindy sambil menangis. “Kamu tenang saja, Cin. Jangan nangis. Mereka nggak akan menyakiti kita asalkan kamu nurut sama kakak.”, kata Fitri. “Maafkan kak Fitri, Cin.”. Cindy hanya menganggukkan kepalanya sambil menangis sesenggukan. “Sekarang coba kamu jilatin memek kakak.”, perintah Fitri. “

A…APA?! Kak Fitri kenapa sih? Nggak! Cindy nggak mau. Itu kan kotor.”, tolak Cindy. “Ayo, donk Cin. Kamu harus nurut sama kakak. Jilatin memek kakak.”, kata Fitri lagi.

“Nggak. Nggak mau. Kak ….. kak Fitri kenapa jadi gini sih? Inget, kak. Kakak itu istri kak Farrel. Tolong jangan paksa Cindy kak. Cindy nggak mau. Nggak hu…hu..hu…”, kata Cindy sambil mulai menangis lagi. Fitri bingung harus berbuat apa. Dia melirik ke arah Juki. Wanita cantik itu melihat kemarahan mulai terpancar dari mata pemimpin bajingan itu. Fitri melihat Juki mulai merogoh pistol yang tadi dia selipkan di balik jaketnya.

“Ya, Tuhan. Bajingan itu marah dan akan membunuh kami semua. Tidak! Aku harus mencegah semua ini.”. Fitri menjambak rambut Cindy hingga gadis remaja itu menjerit kesakitan. Fitri menundukkan kepalanya hingga wajahnya dan Cindy sekarang berhadapan.

“Dengerin kak Fitri, Cin. Kamu harus mau menjilati memek kak Fitri. Kamu harus menuruti semua perintah kak Fitri. Kalo kamu nggak mau, kamu akan diperkosa mereka semua. Sekarang kamu pilih, nurut sama kak Fitri atau diperkosa sama mereka? Ayo, cepat jawab.”, ancam Fitri. Cindy ketakutan mendengar ancaman kakak iparnya itu. Gadis remaja itu melihat ke arah Barong dan Chelsea yang memegangi tubuhnya. Kedua bajingan itu tertawa senang mendengar kata-kata Fitri tadi.

Cindy tak sanggup membayangkan dirinya akan diperkosa kedua bajingan ini jika ia tak menuruti kata-kata kakak iparnya. Cindy heran melihat sikap kakak iparnya itu yang kini bertingkah bagaikan wanita murahan. Dia sebenarnya sangat jijik bila harus menjilati vagina Fitri, tapi dia tak punya pilihan lain. Ini masih lebih baik daripada diperkosa kedua bajingan ini.

“Ba…baik, kak. Cindy mau nurut kata-kata kakak. Ta…tapi tolong jangan suruh mereka perkosa Cindy kak.”, kata Cindy sambil menangis pelan.

“Nah, gitu dong. Sekarang kamu jilatin memek kakak.”, kata Fitri. Cindy pun menurut. Gadis yang berusia 17 tahun itu menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat belahan vagina kakak iparnya. Pada awalnya Cindy merasa jijik, tapi ternyata Fitri, kakak iparnya, sangat pandai merawat vaginanya. Vagina Fitri sama sekali nggak berbau pesing. Sempat terselip kekaguman Cindy akan vagina Fitri yang indah terawat.

“Aaah… kamu pintar Cin. Jilat terus memek kak Fitri.”, kata Fitri sambil melebarkan pahanya. Fitri sama sekali bukan lesbian. Dia hanya berpura-pura menikmati percumbuan itu demi keselamatan keluarganya. “Maafkan kakak, Cindy.”

Lama-kelamaan permainan lidah Cindy di liang vagina mulai membangkitkan gairah Fitri. Wanita cantik itu tak lagi berpura-pura, tapi sekarang benar-benar menikmatinya.

“Aaah….sst… terus Cin. Mmm… ya.. disitu.. jilatin itil kakak. Isepin juga aakkhh….”, desah Fitri. Si cantik itu bagaikan lupa dengan sandiwaranya. Fitri mulai hanyut dalam kenikmatan. Dia memberi petunjuk-petunjuk pada Cindy agar adik iparnya itu tahu titik-titik mana yang harus dirangsang.

“Masukin jari kamu ke memek kakak. Aaaghh… ya gitu uugh….kocokin terus…uuff……”, desahan Fitri pun segera memenuhi ruangan itu. Fitri benar-benar telah tenggelam dalam kenikmatan, hingga ia tak lagi mempedulikan tatapan marah dari keluarganya yang menonton perbuatan binalnya itu. Getar-getar birahi mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Hingga Fitri pun menggeliat nikmat saat orgasme datang menerpanya. Ia menekan kepala adik iparnya ke memeknya sampai Cindy hampir kehabisan nafas. “AAGHH…… CIN. Kakak dapet ouugh…….”, fitri pun menjerit nikmat. Fitri sampai tak kuat untuk berdiri. Dia pun jatuh terduduk, dan menikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja melandanya.

“Bravo……bravo…… benar-benar pertunjukan yang sangat HOT. Loe emang pelacur yang luar biasa, Fit ha..ha…ha…”, kata Juki sambil bertepuk tangan. Fitri seakan terseret lagi ke alam nyata. “Ya, Tuhan. Apa yang baru saja kulakukan?”, kata Fitri dalam hati.

Fitri benar-benar merasa malu dan hina karena dia menikmati pecumbuan pertamanya dengan sesama jenis. “Bener banget Juk. Gue paling demen nonton cewek lesbong kayak gini ha.. ha.. ha..”, timpal si hitam, Chelsea. “Nah, sekarang loe harus ngebales perbuatan Cindy. Masa cuma loe yang enak? Cindy kan juga pengen.”, kata Juki sambil menyerahkan sebilah gunting yang entah dia dapatkan darimana. Sejenak Fitri bingung apa yang diinginkan Juki dengan memberinya sebuah gunting. Tapi setelah Chelsea dan Barong memaksa Cindy untuk terlentang dan memeganginya, Fitri pun paham apa yang diinginkan bajingan-bajingan itu. Fitri menghampiri Cindy yang terlentang tak berdaya, kemudian mulai menggunting kaos yang dipakai adik iparnya itu. “Kak, jangan! Please kak auugh….”, rengek Cindy ketika dengan cepat Fitri menggunakan sebilah gunting untuk melucuti pakaiannya. Tak perlu waktu lama untuk Fitri melucuti pakaian Cindy bagian atas, dan Fitri pun meneruskan aksinya dengan melucuti celana jeans yang dikenakan Cindy. Teriak dan tangisan Cindy membuat hati Fitri terasa perih, tapi wanita itu tak memperdulikannya. Tak lama kemudian Cindy pun terlentang tak berdaya dalam keadaan telanjang bulat karena Fitri juga menggunting BH dan celana dalam yang dikenakan Cindy. Fitri kagum melihat tubuh telanjang Cindy. Ternyata adik iparnya itu selain berwajah cantik, juga memiliki tubuh yang indah. Kulit putih mulus membalut tubuh indah yang mulai mekar itu. Payudara Cindy memang tak sebesar punyanya, karena masih dalam tahap pertumbuhan, tapi payudara Cindy terlihat begitu menantang dengan putingnya yang berwarna merah muda. Jemari lentik Fitri meraba di payudara Cindy, meremasnya lembut.

“Hentikan kak. Jangan auughh……”, rengek Fitri tersendat karena Fitri tiba-tiba menyorongkan bibirnya ke arah payudara gadis remaja itu. Cindy dapat merasakan lidah kakak iparnya yang hangat dan basah menjilati putting susunya yang kian mengeras. Kadang Fitri menghisap kuat putting Cindy yang membuat gadis remaja itu mendesah makin keras. Cindy seakan lupa dengan tangisnya. Desah nikmat yang kini berganti muncul dari bibirnya.

Rangsangan dan cumbuan Fitri yang lebih berpengalaman dan mengetahui dengan jelas titik-titik kenikmatan seorang wanita membuat Cindy merasakan sensasi yang baru kali ini dia rasakan. Putting payudaranya kian mengeras dan vaginanya mulai basah oleh cairan kenikmatan. “Mmm… kak Fitri ooh………”, desah Cindy yang mulai hanyut dalam kenikmatan birahi. Desahan Cindy membuat Fitri makin bersemangat. Fitri berpikir setidaknya dia harus membuat adik iparnya itu merasakan kenikmatan dalam tragedi yang menimpa keluarga mereka malam ini. Kini tak hanya payudara Cindy yang menjadi sasarannya. Jemari Fitri yang lentik mulai bergerilya ke bawah, mengusap-usap belahan vagina Cindy. Bibir dan lidahnya menyusup ke ketiak Cindy yang tanpa bulu dan juga leher Cindy yang membuat gadis remaja itu sampai merasa bulu tengkuknya merinding.

“Sstt….kak….mmmppp……..” desah Cindy yang tanpa sadar membalas kala bibir Fitri, kakak iparnya, mendarat di bibirnya dan mengajaknya berciuman. Farrel yang duduk tak berdaya terikat di kursi dapat melihat dengan jelas percumbuan yang terjadi antara istrinya dan adik perempuannya. Dia merasa marah terhadap Fitri, istrinya, yang ternya seorang perempuan jalang. Apalagi istrinya itu sampai melibatkan adik perempuannya yang tak berdosa dan dia sendiri tak sanggup berbuat apa-apa untuk mencegah hal itu terjadi.

Tapi selain itu Farrel juga merasa marah pada dirinya sendiri. Dia malu karena saat Fitri menelanjangi Cindy, matanya seakan tak mau melewatkan kesempatan menikmati indahnya tubuh adik perempuannya itu. “Kamu ternyata sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik Cin. Aahh… apa yang aku pikirkan? Cindy itu adik kandungku sendiri. Semua ini gara-gara perempuan laknat itu. Aaahh… setan apa yang merasuki kamu Fit?”, keluh Farrel dalam hati. Tapi tanpa dapat dia cegah, Farrel merasakan kemaluannya mulai mengeras melihat adegan panas yang kini terpampang didepannya. “Kak…. apa yang kakak lakukan?Aaahhhh……. ja..jangan… ssttttt….. itu kan kotor aaahhhh….”, desah Cindy makin larut dalam birahinya ketika bibir Fitri mulai bergerak ke bawah ke arah vaginanya. Fitri menjilati vagina Cindy dengan bergairah. Kini tak hanya paksaan dari bajingan-bajingan itu yang membuat wanita cantik itu melakukan ini semua, tapi nafsu birahinya mulai bangkit mendengar desahan adik iparnya yang menikmati cumbuannya. Fitri merasakan vaginanya sendiri juga mulai basah. Tanpa bosan dia menjilati vagina Cindy yang indah, tanpa bibir yang menggelambir dan bagian dalamnya terlihat begitu merah muda dan segar. Saat Fitri menemukan klitoris Cindy, dia begitu gemas dan menghisap klitoris itu kuat-kuat. “Sslluurppp…slllurrpp…” “Aaaahhh…stttt…aaahhhh….”, desah Cindy makin keras saat Fitri mulai memainkan kelentitnya. Gadis remaja itu merasakan sesuatu yang baru kali ini dirasakannya. Getar-getar birahi menjalar ke seluruh tubuhnya bagaikan gelombang lautan. Dan saat Cindy merasakan orgasme untuk pertama kalinya, dia menjerit keras. Badannya menggeliat sampai pantatnya terangkat. Kedua pahanya menjepit erat kepala Fitri yang tak mau melepaskan hisapan dan jilatannya.

“UUGHHH…..kak… Cindy mau…ouuughh……..”, erang Cindy. Gadis remaja itu kemudian merasa tubuhnya seakan lemas. Tapi dia tak akan melupakan kenikmatan yang baru saja dia rasakan.

Leave a comment